ku tertawai diriku..
ketika kesadaran tak lagi menjadi milikku..
ku tangisis diriku..
ketika kegilaanku tak bisa ku jelaskan
ku sinisi diriku ..
ketika aku asa mengusang dalam sua ku..
ku buang diriku..
ketika aku tak lagi menjadi milik akal ku..
ku rajam diriku..
ketika keberadaan Sang-Sang Penerang ku munafikkan..
dan saat akan ku jamah diriku..
ketika kebodohon dan ketidkatahuan meneyelimutiku..
ku beri tanda diriku bahwa hanya ini yang ku punya..
kebodohon dan ketidaktahuanku..
nanamun ketika aku tidak bertanya, tidak berpikir,
ketika kesadaran tak lagi menjadi milikku..
ku tangisis diriku..
ketika kegilaanku tak bisa ku jelaskan
ku sinisi diriku ..
ketika aku asa mengusang dalam sua ku..
ku buang diriku..
ketika aku tak lagi menjadi milik akal ku..
ku rajam diriku..
ketika keberadaan Sang-Sang Penerang ku munafikkan..
dan saat akan ku jamah diriku..
ketika kebodohon dan ketidkatahuan meneyelimutiku..
ku beri tanda diriku bahwa hanya ini yang ku punya..
kebodohon dan ketidaktahuanku..
nanamun ketika aku tidak bertanya, tidak berpikir,
maka akan ku kecam, ku cemoh, ku bakar, ku tenggelamkan, dan tak akan pernah ku ampuni diriku..
sampai rusak ragaku..
akan ku patok jejak-jejak di antara tebing dan jurang jiwa yang miring dan curam..
lagu sendu dari kematian akan begitu nikmat ketika saatnya tiba.
mengiringi akhir sebuah kehidupan yang akan menyempurna
keterlakuan pada materi terlepas hingga hijab-hijab kesombongan ikut meniada bersamanya
tak ada lagi rasa menyelimuti pikiran tentang kefanaan dunia
menjadikannya congkak.. tiadalah rasa keadilan..
ketidaksadaran akan kesadaran menidurkan akal
tertutup lah kemurniaan ruh ILAHI dalam jiwa..
matikan aku dengan pantas, matikan aku dengan cinta-Mu, karena aku telah mati..
wahai ENGKAU PEMILIKKU.. SEGENAP KEMANUSIAANKU..DEKAPLAH PUING-PUING YANG TAK BERARTI DENGAN KEMATIAN YANG TAK MERESAHKAN..!!
ENGKAU YANG MAHA DARI SEGALA YANG MAHA..