salam

instagram : @i_d_h_o

Friday, May 7, 2021

#30haribercerita 2021


#hari1

Seperti awal tahun lalu.
Untuk 30 hari ke depan saya akan bercerita di kolom caption instagram.
Jika berkenan silakan dibaca.

Cerita omong kosong, random, diskusi dari meja sebelah, laporan cuaca hari ini, ataupun anak kambing tetangga yang baru lahir, bisa jadi saya tuliskan untuk memenuhi ajakan @30haribercerita

Namun sepertinya cerita akan sangat tak berfaedah, kecuali diharuskan oleh penyelenggara yang menjadi tema pada hari tertentu.


Untuk hari pertama. Kita bercerita persoalan "KONSPIRASI"

Persiapannya tentu dilakukan sehari sebelumnya. Pemilihan korban sudah disepakati lebih dulu. Biasanya harus ada surat yang dikeluarkan polisi setempat. Dalam proses ini tentu saja saya tak ikut campur.

Singkat cerita dan strategi, kami mulai berkumpul. Mengumpulkan bahan bakar. Bahan terbaik semua di tempatkan dalam satu media. Tak banyak bergerak. Hanya menunggu. Sesekali mengeksekusi di tempat untuk mengetahui kondisi.

Siapa saja boleh menambahkan saran menurut pengalaman masing-masing. Tak lagi dipungkiri, semua punya pengalaman yang jauh di atas rata-rata terkait persoalan ini. Kecuali saya.

Mengawali tahun dengan Kerjasama yang baik.

Sebuah "KONSPIRASI"
"Konro Sepiring Tanpa Nasi"

#30HBC2101
#30haribercerita
@30haribercerita


#hari2
Efek domino.
21:31
Kejadian mulai terjadi. Setelah banyak dorongan, akhirnya ku jalani. Saya sebagai orang yang tak paham aturan main di tempat ini agak canggung harus bertindak.

Meja sebelah sudah riuh dengan teriakan, "PAKSA".

"Wah, keras juga", Aku membatin.

Orang tua di sebelah kanan kiriku memegang dagu. Tak lama setelahnya mereka membakar kretek yang sedari tadi dia keluarkan dari tempatnya. Asap hisapan pertama keluar dari mulut dan hidungnya.

Melihat kondisi lapangan, ku jalankan strategi yang ku punya dari segenap pengalamanku.

Pertarungan pertama hampir usai. "Bangsat", pikirku. Pengalamanku tak cukup. Hampir semua strategiku terbaca. Kalaupun tak menang, aku harus pulang tanpa malu. 

"Giliranmu, anak muda". Orang tua sebelah kananku mulai tak sabar. Beliau sedikit menekan. Aku harus tetap tenang.

Mencoba membaca situasi. Berpikir lebih jauh. "Aku tak terkalahkan, jika aku berpikir aku tak akan kalah". Aku kembali membatin.

Ku jatuhkan kembali senjataku. Sampai pada putaran ke-12, aku akhirnya menang. Namun sesi pertama sudah usai. Aku menang di akhir tapi tetap kalah di poin. 

Efek domino malam ini membuatku berpikir lebih keras. Orang tua-orang tua ini membuatku sadar, pengalaman mereka jauh di atasku.

Kesimpulannya aku tak lanjut ke partai berikutnya. Butuh 12 putaran untuk meraih poin dari mereka.

Aku pulang dan tak bisa tidur malam itu. Dikepalaku pertandingan itu terus berulang. Mengganggu mentalku.


#30HBC2102
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari3
Ketika bahasa-bahasa idealis, persuasif, retorik tai kucing berserakan. Media sosial menjadi tempat pembuangan akhir. lucunya banyak yang memungutnya kembali.

"Jangan sok keras", celutukan orang di sebelahku membuyarkan lamunanku. Bahasa itu kerap kali ku dengar dari orang-orang yang sedang bermain game online.

Sepertinya tak ada yang lucu, tapi aku tertawa. Pikiranku pasti menyimpulkan sesuatu tanpa aku sadari. 

Oh iya. Aku baru saja tidak konsisten dengan prinsip dan pilihanku. Itu mungkin pemicunya. Manusia ternyata lemah. Dia yang membuat prinsip dia pula yang melanggarnya.

Bahasa-bahasa idealisku, bahasa-bahasa persuasifku, tentang prinsip dan pendirian ternyata hanya retorika tai kucing.

Kini aku telah temukan jarak antara aku dan engkau sudah terlampau jauh. Ternyata aku sendiri yang membuatnya. Prinsip dan pendirianku membuat "sok keras". 

Aku seperti patah hati lagi. 

Sembari menyadarinya, mungkin engkau telah tidur malam ini dengan ucapan selamat malam dari orang lain.
Tenang saja aku tak sedih, aku hanya berpikir saat ini cukup lucu untuk menertawakan kebodohanku.

Berbahagialah, setidaknya ada satu orang lagi di sini yang mengucapkan selamat malam.

Dari aku yang takut engkau merasa terganggu.

#30HBC2103
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari4
Di tepian pantai, kami sama-sama diam. Caranya menikmati moment adalah pemandangan yang indah buatku. Aku bingung. Perasaanku yang kuat mengunci kata-kataku.

Aku tarik nafas, mencoba tenang dan berpikir. Ada konsekuensi, komitmen dan harapan yang coba ku utarakan.

"Ish, sepertinya aku menyukaimu", kataku memecah diam.
"Ah? Tadi? Kenapa katamu?", Katanya terbata-bata. 

Aku diam sejenak lalu melempar pandangan jauh ke depan, ke ujung laut. Dia memperbaiki posisi duduk lalu melihatku dengan tatapan yang jika aku tatap balik mungkin aku akan goyah. 

Berusaha menaruh harap dengan tepat. Menyimpul semua kondisi perasaan dan bersiap menerima semua hal yang mungkin akan berubah setelah ini.

"Aku sepertinya menyukaimu", aku mengulang. 

Dia diam. Ku lirik sedikit sepersekian detik ke arahnya. Dia menunduk sambil memainkan pasir di bawah kakinya.

Aku tak menunggunya menjawab.
Aku melanjutkan, "Namun ada hal yang lebih kuat dari perasaan ini, alasanku selama ini ke tempat-tempat yang unik dan menjelajah pelosok negeri adalah untuk bertemu banyak orang". 

Dia masih diam dan menunduk.

"Tujuanku mungkin untuk mengenali dan mengumpulkan cerita untuk anakku kelak. Aku punya harap, anakku kelak akan tumbuh dengan cerita, pesan dan perasaan yang selama ini ku kumpulkan. Tak akan ku biarkan dia kekurangan cerita dan nilai untuk bekalnya tumbuh hingga menciptakan ceritanya sendiri", kataku melanjutkan dengan sedikit panjang.

Pandangannya entah kapan sudah mengarah kepadaku. Aku tak lagi berani melirik. Hanya ujung-ujung penglihatanku yang menangkapnya.


Ku lanjut ceritaku, "Aku kerap bermimpi melihat diriku berbagi cerita untuk anakku. Itu pemandangan yang menyenangkan dalam khayalanku. Aku mungkin menyukaimu, namun aku sepertinya akan lebih mencintai anak-anakku kelak. Kalau kau tak keberatan dengan itu, maukah kau membantuku mewujudkan cintaku dan mimpiku?"

Aku menghela nafas. Sepertinya semua yang ingin ku katakan sudah tersampaikan.

Aku kembali melempar pandanganku jauh ke depan. Di ujung pandanganku, pertemuan antara laut dan langit seperti betul-betul tanpa jarak, sangat dekat.

#30HBC2104
#30haribercerita @30haribercerita


#hari5
Saya mabuk janda muda, eh sorry.. kelapa muda maksudnya.
Aku meluruskan punggung di balai-balai bawah rumah tanteku. 

"Ri, 3 cukup?", Sepupuku datang bertanya sambil menenteng kelapa muda yang baru turun dari pohonnya.

"Tambah satu sepertinya", jawabku. Pikirku empat biji sudah cukup untuk kami bertiga. Kebetulan sepupuku yg seorang lagi ada ikut bersama dia.

Tidak lama kami membagi tugas, sepupuku membelah kelapa, satunya lagi menyiapkan wadah, gula merah, dan es batu, sedangkan tugasku meracik hingga siap di konsumsi.

Setelah selesai, aku baru sadar, satu orang sepupuku hilang entah kemana dan yang satunya lagi pamit kembali ke rumah untuk mandi. 

"Eh, mau kemana? ini? Bagaimana?" Kataku heran.

"Untuk kita' itu, saya sudah tadi di kebun". Jawabnya santai sambil pergi meninggalkan saya yang masih heran dan panik.

Aku menatap es kelapa muda yang telah saya buat sambil bergumam, "FIGHTING". 

Sebenarnya aku berharap ada orang lain yang datang membantu menghabiskan ini barang-barang. 

Note: 
(Kita' dalam percakapan bahasa bugis makassar adalah panggilan yang lebih sopan sebagai pengganti kata kamu. Kita' diucapakan dengan sedikit tekanan di ujung kata. Kalau penasaran cara pengucapannya cari di youtube)

#30HBC2105
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari6

Saya baru tahu rasanya 100 jam tanpa kopi.

Bagi manusia yang sudah ketergantungan, ini mungkin adalah salah satu pengalaman saya yang cukup menguras mental. Di 2-3 hari pertama, muncul sakit kepala yang luar biasa, urat leher menegang, dan keringat dingin hampir terjadi setiap 5 jam sekali. 

Ketika hal ini terjadi sakit kepala pertama prosesnya cukup panjang, berlangsung hingga 2 sampai 3 jam. Cukup membuat saya menjadi tak bisa berapa-apa selain berbaring dan memijat kepala.

Pengalaman Hari ke-4. Gejala yang muncul sudah mulai menurun menjadi 8 jam sekali, namun kualitas gejalanya menjadi dua kali lipat, kadang ditambah sedikit gemetar dan kadang pikiran yang tiba-tiba nge-blank. 

Seperti orang linglung dan bingung. Itulah yang terjadi. Beberapa jam terakhir di hari ke-4 menjadi cukup aneh. Lapar di tenggorokan tapi ketika makan cepat kenyang. Mulut, perut, dan pikiran seperti tidak sinkron. Tatanan pikiran seperti berantakan. 

100 jam tanpa kopi memang saya lakukan untuk mengurangi konsumsi cafein atau setidaknya mengurangi dosisnya. Saya betul-betul baru tahu pengalaman ini. 

Hampir setiap hari saya mengkonsumsi kopi. Bahkan bisa sampai 3 gelas perhari. Biasanya jika baru terasa pening sedikit dan kepala sedikit menegang, saya tak pikir panjang untuk segera mencari kopi.

Untuk pengalaman 100 jam tanpa kopi, aku sepertinya harus berpikir kembali agar tak nekat mengulanginya.

Baru tau kalau 100 jam tanpa kopi adalah pengalaman buruk untuk saya.

#30haribercerita
#30hbc2106
#30hbc21barutau
@30haribercerita

#hari7
Merayakan one piece chapter 1000.
Kali ini ku dedikasikan cerita ini untuk sang penulis one piece, eiichiro oda.

Pertama kali ku kenal melalui tayangannya di TV setiap hari ahad jaman masih SD. Kartun yang mengisi akhir pekanku tak ku sangka ku ikuti hingga saat ini.

Satu-satunya anime dan manga yang setia ku ikuti hingga saat ini setelah menyerah pada detective conan dan naruto.

Tiap chapter manganya ku tunggu tiap minggu. Berbeda dengan episode animenya, aku membiarkannya hingga cukup 50 episode lalu mencari waktu untuk nonton secara marathon.

Jika kau senang dengan cerita-cerita, baik itu fakta atau pun mitos yang ada di dunia ini, kau akan temukan bahwa ide cerita sang penulis berasal dari cerita tersebut dan dikemas dalam dunia bajak laut.

Kisah atlantis yang hilang, kisah tentang tentara nazi, kisah tentang peradaban samurai jepang , kisah sang gladiator di koloseum. Dan masih banyak lagi.

Namun bukan hanya itu yang membuatnya menarik. Sampai hari ini, karya eichiro oda membuat seluruh penikmatnya di dunia semakin penasaran dengan alur ceritanya. Tak ada satu orang pun yang mampu menebak alur ceritanya hingga ke ujung. Kalian bisa tanya sendiri pada penikmatnya.

Semua orang bisa berspekulasi namun sepertinya penikmatnya selalu dibuat terkejut dengan alur yang tak disangka-sangka. Sang penulis seperti berkata pada pembacanya, "ini ceritaku, aku yang mengontrol, kalian cukup diam dan membaca. Selamat datang di duniaku yang berbeda. Silakan ikuti sang tokoh hingga menemukan rahasia harta karun terbesarnya".


"You can not copy an art", entah dimana aku pernah membaca. Sebuah originalitas dari sang penulis. Karya sastra dan seni yang menakjubkan.

Sekali lagi selamat untuk 1000 chapternya, sensei. Hormatku.

#30haribercerita
#30HBC2107
@30haribercerita

#hari8

Hidup.

cara terbaik untuk menjadikannya baik adalah...... (isi sendiri)

banyak perbedaan dan keberagaman tapi itu bukan alasan untuk kita tidak melihat kesamaan.

Perlahan saja, kebaikan bukan berarti bahwa tak akan pernah ada kecewa di dalamnya.

Penawaran menjadi baik atau menjadi yang terbaik kadang membingungkan,
sebab pada keduanya ada yang disebut dengan keinginan.

maka cara ternyaman dalam kita memahaminya adalah berharap hikmahnya. Salah satu di dalamnya kita berkenalan, menumpuk pengalaman dan mengukir kenangan.

Semua kisah ditulis dengan pena yang sama, termasuk kisah kita.

NUN
demi pena dan apa yang dituliskannya (Al-Qalam : 1)

Kehidupan.
Dalam kitab-Nya telah terukir setiap perjalanan.

Diri.
Jadilah baik
Jadilah baik
Jadilah baik.


#30HBC21baik
#30HBC2108
@30haribercerita
#30haribercerita

(Kebaikan, bagaimana pun ku tuliskan, yang akan keluar hanya akan menjadi omong kosong) 

#hari9
Hatiku selembar kertas kusam terlipat di tumpukan catatanmu

Tenang, aku senang berada diantara kesibukanmu.
Banyak yang ingin ku pahami, 
Terabaikan dan senantiasa luput dari ingatanmu.

Sesaat sebelum kau berganti buku catatan baru. 
Aku masih tertinggal di sela-sela catatan lamamu.
aku masih berharap kau kembali menemukanku.

Jika sampai hari berganti dan kau masukkan aku ke dalam kardus untuk kau tumpuk bersama bacaan-bacaan bekasmu, aku tetap di sana. 
Bersama bacaan-bacaan lamamu aku berbincang, semoga itu membantu aku memahamimu. 

Hatiku selembar kertas kusam yang kau lepas dari tempatnya. 

Asalnya dari sebuah catatan panjang sebuah perjalanan. Engkau mengambil satu lembaran kosong untuk dirimu, sialnya aku, ternyata itu adalah hatiku. 

Lembaran itu kau cabut lalu kau gunakan entah untuk apa. Apakah kau gunakan untuk menjadikannya pesawat-pesawat berharap hatiku mengajakmu terbang atau menjadi perahu-perahuan untuk membawamu mengitari lautan, atau kau hanya gunakan sebagai tempat coret-coretan di waktu senggangmu kala bosan. Aku juga tak paham.

Hatiku selembar kertas kusam tertinggal dari buku catatan perjalanan.

Cerita dari buku catatan itu masih belum selesai. Perjalanannya sampai hari ini juga masih terus berlanjut. 

Namun ceritanya berlanjut tanpa selembar hati, hanya sekedar catatan perjalanan yang tumbuh tanpa isi. 

Dibaca pun seperti tak punya jiwa. Hanya kumpulan kata-kata omong kosong yang berakhir menjadi caption instagram.

Seperti cerita hari ini. 

#30HBC2109
#30haribercerita @30haribercerita

(Note: "dream will be come true" memang sudah di sana sejak awal)

#hari10

Hadiah ulang tahun untuk keponakanku sebenarnya adalah barang yang ku inginkan sejak kecil. Sederhana alasannya, laki-laki butuh mainan.

Membeli mainan adalah godaan yang sangat besar. Tapi sepertinya meredam egoku untuk memilikinya adalah pilihan yang tepat. Aku memilih menghadiahkannya. 

Membeli sesuatu yang sangat ku inginkan lalu menghadiahkannya secara logika terdengar bodoh, tapi beda cerita jika berbicara soal kebahagiaan. Itu nyatanya. Mungkin itu moment terbaik 2020. 

Mengingat kembali kebahagian masa kecilku. Aku tumbuh dengan berbagai macam permainan. Hiburan yang mungkin tak lepas sampai sekarang adalah menonton anime dan baca komik.

2020.
Saya tak terlalu ingat apa saja yang ku jalani. Mungkin berat untuk semua orang. Namun setidaknya aku masih punya moment terbaik. 

Seperti kataku pada ponakanku beberapa tahun lalu, aku akan berupaya menjadi salah satu orang yang akan membahagiakan masa kecilnya. Berusaha menjadi paman yang asyik, harapku.

Pagi ini aku dapat telpon, katanya ponakanku rindu. Lama tak bertemu. Aku terharu. 
Ah, hatiku sepertinya melunak. 
Apakah karena faktor usia? 

Jangan menjadi tua yang menyebalkan. 2021 baru saja dimulai. Aku berharap sesuatu yang baik tahun ini, apa pun itu.
Baik dari apa yang aku dapatkan atau apa yang akan aku persembahkan.

#30haribercerita
#30HBC2110
#30HBC21masakecil
@30haribercerita

#Hari11
Hari ke-11 cerita tentang dia.
Sesuai permintaannya kemarin. Saya hampir lupa, padahal dia sudah kirim foto. 

Betul-betul hampir lupa memenuhi tulisan hari ini.

Perkenalkan yang di foto itu @mumu_muthiamutmainnah , adik saya.

Saat ini dia sedang melanjutkan studi di Taiwan, nama universitasnya susah disebut. Katanya kampus itu tempat syuting F4, film meteor garden, kalau saya tak salah dengar.

Mengapa saya bisa tahu film itu? Penyebabnya adalah dua kakak perempuan saya ketika remaja mengidolakan aktornya. Saya pernah dilempari sapu hanya karena mengganti channel televisi karena ingin menonton karton dan itu menjadi pengalaman yang cukup menyeramkan.

Kembali ke adik saya yang request cerita hari ini. Dia anak ke-4 di keluarga kami.

Punya kesibukan yang tak bisa ku bayangkan, sangat sibuk. Punya kebiasaan tidur yang tak bisa ku pahami, sangat lama. Saya kadang heran ada orang yang bisa tidur dalam sekejap. Istilahnya asal kepala ketemu bantal, hilang sudah kesadaran.

Mungkin itu yang membuatnya terlihat lebih seperti kakak saya ketimbang adik saya. Hahaha

Sudah setahun lebih disana. Mudah-mudah sudah bisa masak. Mencicipi masakannya merupakan ajang uji nyali. Tahun lalu sepertinya saya juga membahas ini. Saya berharap kemampuannya sekarang sudah lebih baik.

Tahun ini, kami lebih banyak berdiskusi. Walau hanya via whatsapp. Salah satu orang yang menyadarkan saya untuk mengurangi kepribadian saya yang cukup cuek adalah dia. Saya cukup berupaya untuk hal itu.

Tahun ini seperti dia akan menyelesaikan studi magisternya. Semoga pandemi segera berakhir sebab saya berencana mengunjungi tempatnya.

Barangkali dia punya teman dari negera lain yang berminat untuk berkenalan. 
Jalan yang dipilihkan Tuhan tak ada yang tahu. Berharap saja dulu. Hahaha

#30haribercerita
#30HBC2111
@30haribercerita

Note: saya cuma minta satu foto, dikirimi banyak. Perkara foto-foto dia ribet. Sumpah.


#hari12
Akhir 2020 dan awal 2021.
Hampir semua lingkungan tempatku bergaul, termasuk saya, menjadi fakir sedekah.

Pembicaraan hampir menyamai para konglomerat di waktu senggang, miliaran dan billion (M dan B).
ihh sungguh ungguh, Tuhan. Andai kata itu uang yang nyata.

Sayangnya itu adalah game. Setelah lama ku amati dan terjun di dalamnya. Ada kebiasaan buruk yang menimpa orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia per-scatter-an ini. Termasuk saya.

Jika dipikir-pikir, ini bisa jadi sebuah konspirasi. Kebiasaan meminta sedekah ketika kehabisan coin/chip menjadi sedikit bar-bar. Kebiasaan ini menjadi tak terkendali bagi beberapa pelakunya.

Ketika ada yang sedang bermain dan berusaha menaikkan jumlah chip/coin yang dimilikinya, ada saja oknum yang tiba-tiba, "Adakah sedekah?". Padahal kita diberi modal yang sama setiap harinya.

Dari sini saya mulai berpikir. Apa ini sebuah konspirasi dalam menanamkan kebiasan meminta sedekah dari seseorang yang sedang berusaha.

Saya takut kebiasaan ini terbawa ke kehidupan usaha dunia nyata. Saat seseorang memulai suatu bisnis dan usaha, ada saja oknum-oknum yang selalu minta gratisan atau pun potongan harga. Sungguh, itu bukan cara saling membesarkan.

Jangan sampai menjadi sebuah kebiasaan yang buruk. Hidup ini sedang susah-susahnya. Hampir setiap kita merasakannya. Pandemi menuntut kita berpikir dan berusaha lebih untuk hidup sehari-hari. Harusnya itu membuka hati kita untuk lebih peduli dan saling paham.

Mari bermain dengan sehat. Sesekali menikmati permainan tanpa tekanan lebih serius, sumpah. Kurangi kebiasaan buruk. Jangan karena sedekah kita kehilangan rasa dan gangguan jiwa.

Sekali lagi, Apakah ini konspirasi elit global dunia per-scattera-an? Hahaha

#30HBC21bantuteman
#30HBC2112
#30haribercerita
@30haribercerita

Note: bahagia itu ketika teman tiba-tiba bertanya, "berapa id boss ku?", Cek inbox". Isshh luar biasa.

jangan meminta, tapi kalau ada yang menawarkan syukuri, jangan langsung maxbet anak muda. Pelan-pelan. Hahahha

#hari13
"Bangsat! serius?" Kataku.

"Ya. Serius. Waktu magang. Skenarionya digarap sudah bertahun. Pram memang tidak mudah", katanya melanjutkan.

"Ah?", Aku bingung apa mau kukata. Ku garuk kepalaku. Ku benarkan posisiku. Ku bakar rokokku. Lalu ku isyaratkan ke dia melanjutkan ceritanya. Dia melirik lalu sedikit tersenyum melihatku heran. 

"Aku tahu kau fans berat pram", katanya.

"Pengagum!", Ku tegaskan.
"Pramoedya adalah sosok yang membuatku mau menulis, lewat novel bumi manusia", lanjutku.

"Iya paham, kau juga yang mengenalkanku pada novel pram", katanya menimpaliku.

"Terus?" Kataku.

"Prosesnya panjang. Bahkan sebelum berjodoh dengan sutradanya. Entah sampai draft keberapa. Timnya sampai kelabakan. Pram memang tidak mudah. Tidak mudah", lanjutnya.

Saya diam, pikiranku sudah melayang dilembaran-lembaran novel bumi manusia.

"Mungkin kau akan kecewa", katanya lagi.

"Film dan novel itu beda, dia adalah dua karya seni yang berbeda", lanjutnya.

Ku ambil gawai, lalu mencari berita terkait film bumi manusia. Aku melihat Annelies Mellema. 

"Ahh chelsea islan sepertinya punya saingan di hatiku", kataku sambil tersenyum melihat pemeran Ann.
"Ah, bunga penutup abad", lanjutku.

"Hahaha. Perempuan terus." Kata temanku sambil tertawa.

"Aku sepakat, Akan ku coba tak berekspektasi. Tapi dengan melihat Annelies Mellema, aku mulai berimajinasi". Kataku.

"Cantik boss!" Lanjutku.

"Aku iri, seandainya aku disana sebagai salah satu orang yang yang terlibat, walau hanya menjadi juru tik, tukang print atau tukang fotocopy draft juga tidak masalah" kataku sambil berangan-angan.

Pramoedya Ananta Toer. Manusia bebas. Beliau sudah ku simpan di nomor urut 1 untuk penulis favoritku.

aku sudah bertemu dengan Ann. Annelies Mellema. Aku tak kuat melihatmu menutup mata tidak disamping Minke ataupun aku. 

Aahhh bangsat, kau membuatku jatuh hati, lalu patah hati. 
Bapak Pram kau kejam menutup usia Ann dengan cara yang kau pilihkan.

Annelies Mellema, salam dari aku yang mengagumimu. 

Bapak Pramoedya Ananta Toer, abadilah!
Hormatku. Terima kasih. 

#30HBC2113
#30haribercerita
@30haribercerita

Pict: @mawar_eva

#hari14
Sebuah bukti peradaban, lukisan tertua di dunia ada di sini. Lokasinya di gugusan kars terbesar ke-2 di dunia. Wilayahnya mencakup beberapa kabupaten. Sejauh ini menurut para peneliti, baru kisaran 10% saja yang saat ini sudah terjangkau.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature jurnal sains International tahun 2014 mengungkap hal ini. Peneliti ternama berasal dari sejumlah balai arkeologi, baik dalam negeri atau pun mancanegara turut andil di dalamnya.

“Cuma ada di tempat kami” tema ini langsung membawaku ke gugusan kars ini. sudah tak terhitung jumlahnnya ku lewati, namun baru beberapa tahun lalu saya menyadari dan mencari tahu. Sejak mulai suka berjalan, tak terlintas dipikiran bahwa di sekitarku ada tempat yang begitu mengagumkan. Aku selalu berpikir jauh dari tempatku. Ah anak muda, yang dekat tak dipelajari yang jauh dicari tahu. 

Ada hutang yang ingin ku ceritakan. Sebuah tempat yang sangat ingin ku kunjungi beberapa tahun lalu. Dari referensi yang ku dapat saat itu, masih sangat minim informasi untuk menjangkau lokasi tersebut.

Bersama seorang temanku menembus hujan untuk sampai ke sekitaran lokasi tersebut. Kami berencana ke desa terdekat dan bertanya. Sekiranya bisa diberi petunjuk atau mencari akamsi (anak kampung sini) untuk menjadi guide.

Seharian kami berkeliling, namun masih gagal. Tahun itu, nama lokasinya memang belum terekspos. Kami hanya mendengarnya dari telinga ke telinga. Orang yang bersamaku waktu itu adalah @illankgrinyol

Di gugusan kars ini, sangat banyak tempat yang luar biasa. Cerita-cerita mitos atau apapun itu mengenai tempat ini juga sangat banyak ku temukan. Gambaran lokasinya juga sudah banyak di internet. Silahkan berselancar sendiri.

“Cuma ada di tempat kami” gugusan kars terbesar ke-2 di dunia yang masih menyimpan banyak misteri. 

Aku dulu hampir percaya bahwa “one piece” di sembunyikan di sini. Sekarang tidak lagi. Namun imajinasiku tak menolak bahwa ada harta karun yang tersimpan. hahahah

#30HBC2114
#30HBC21tempat
#30haribercerita
@30haribercerita


#hari15
Sabar menuntunku menyapamu.
Menyapamu membuatku belajar sabar.

Sabar menuntunku menemuimu.
Menemuimu membuatku belajar sabar.

Sabar menuntunku bercerita denganmu.
Bercerita denganmu membuatku belajar sabar.

Sabar menuntunku bertanya padamu. 
Namun tak kutemukan jawaban. 

seharusnya sedari awal sudah ku sadari, pada akhirnya bertanya padamu, ujungnya hanyalah membuatku belajar sabar.

Aku berharap sabarku menuntunku memilikimu.
Selanjutnya yang harus ku persiapkan adalah sabar yang lebih besar.
Sebab memilikimu aku yakin akan butuh lebih banyak sabar.

Orang sabar di sayang Tuhan, Tuhan saja sayang, Masa kamu tidak?

"... Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" (Al-Baqarah 153)

Jika Allah saja mau bersama, mengapa kau tak mau bersama?

Hehe

#30HBC2115
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari16
Badai ini masih berlanjut.
Awal tahun ini kita telah kehilangan.
Ditinggal orang terkasih dan orang-orang baik yang lebih dulu lanjut ke kehidupan selanjutnya.

Tak ingin bercerita banyak, karena badai masih berlanjut. Badai tahun ini belum kita lalui. Saudara kita masih berjuang bertahan hidup dari musibah di berbagai daerah.

Tak ada yang bisa ku cerita, sebab badai masih berlanjut.

Diam berarti kita kalah.
Kalah sebagai manusia.
Karena empati tertelan habis.
Sisa hidup tanpa arti.
Menjadi mayat hidup yang menunggu sisa waktunya habis membusuk.
Berjalan tanpa arah, hilang di tengah badai.

#30HBC21badai
#30HBC2116
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari17


Kelopak mataku bergetar. Saya tahu ini adalah tanda-tanda mata ingin menangis. Berkedip lebih sering. Mataku mulai berkaca-kaca. Tapi aku juga tahu, ini masih sanggup ditahan.

Mencoba santai dan mulai mendekati bayi kucing yang sudah tak bergerak di samping induknya. Kucing yang baru lahir belum cukup seminggu, sekarang tak lagi bernyawa. 

Ku angkat, ku perhatikan seksama. Ku pisahkan dari induknya. Ku bungkus baik-baik. Kondisinya masih kelihatan sehat. Gemuk, bersih, hanya bagian ekornya yang sedikit basah.

Aku sama sekali tak tahu penyebabnya. Tempatnya juga bersih, tak menyisakan kotoran atau apapun yang terlihat mencurigakan. 

Mulai ku gali lobang di depan rumah. Ku kubur baik-baik dengan basmalah. 
"Semoga kau tenang di alam lain, maaf aku belum bisa menjadi tuan yang baik, terima kasih telah mengejutkanku pagi itu, kau lahir mengejutkan, itu momen membahagiakan, semoga saudaramu baik-baik saja, dia lahir satu hari setelah kau, semoga dia menjadi dewasa dengan sehat, maaf sekali lagi, aku bukan tuan yang baik"

Jumat. Pukul 10:15.
Setelah proses penguburan, dadaku cukup sesak. Ku pikir akan hanya sementara. Kelopak mataku masih bergetar sedikit.

Setelah ku cek bayi yang tinggal satu beserta induknya. Ku lanjutkan aktifitas seperti biasa. Bersiap mandi untuk jumatan.

Sesak ku tak juga hilang. Sedikit terasa ada yang menekan di dada. Berupaya bernafas normal tapi masih juga ada yang terasa menekan.

"Oh, ini rasa sedih", Ku simpulkan sendiri dalam hati. Setelah jumatan, ku tengok lagi bayi yang satu, dia sedang menyusu pada ibunya. Ada ketakutan yang terlintas. Semoga dia baik-baik saja.

Dadaku masih sedikit sesak. Ku coba sesantai mungkin. Walau tak terlalu mengganggu, rasa-rasanya tetap terasa aneh. 

"Terima kasih telah mengajarkanku satu rasa hari ini, aku bukan Tuan yang baik, kau belum sempat ku beri nama. Maaf kalau kau ditanya di alam sana, sebut saja namamu "Raja".

Ada corak bulu hitam di atas kepalamu, seakan-akan seperti mahkota, kau juga seekor jantan. Ya, sebut namamu "Raja" dan aku Tuanmu, semoga engkau bangga"

#30HBC2117
#30haribercerita
@30haribercerita

Yang di video ini 'cimol' saudaranya.

#hari18

satar !
satar !
aku Moses !

kau lahir dan mati demi sebentuk cipta
kau pendobrak yang kuimpikan
kau ditanam
bumi terdiam
dan tanah makam terkesiap

seperti terjaga
seperti mengubur butir cahaya dalam jasad tanah
sekarang benda-bendaa angkasa raya membara
terbakar kabar berita

kau menjelma Satar
kau menjelma menjadi ruang
kau menjelma menjadi waktu

wahai sang pencari
darah perjuangan terus mengalir
mengisi nisan batu
mengguratkan sajak nama
selamat jalan Satar
(moses, puisi untuk satar)

-----------

Ada waktu aku malas membaca. Aku muak berdiskusi, aku bosan menulis, dan aku tak ingin berpikir. 

Inginnya rasanya aku berhenti belajar. Ingin sepanjang waktu tidak berapa-apa.
Asal hidup, sudah cukup.

Aku punya teman yang bisa diajak berdiskusi soal filsafat, soal pergerakan, soal sastra.
Namun tak ada yang ingin ku ajak bercerita. 

Jika ditanya, aku menjawab seadanya. Ketika orang sekitarku berdiskusi, aku mencari alasan untuk keluar dari lingkaran. Dunia mahasiswa membuatku jenuh.

Di akhir-akhir masa itu, aku berkenalan dengan yang namanya jalan-jalan dan mendaki.

Aku akhirnya berkenalan dengan Satar, tokoh di novel ini. Ku selesaikan buku ini cukup lama, seminggu lebih.
Aku membacanya, tapi hanya sekedar membaca. 

Tiba di akhir-akhir halaman, aku terkejut dengan ujung ceritanya. Ku baca lagi dari awal. Tak cukup sehari semalam tamat untuk ke dua kali. Besoknya ku baca lagi sampai tamat.
Aku tak bisa masuk dalam pikiran penulis. Aku tak bisa paham dengan alur pikiran tokoh utama.

Walau tak secara langsung, setidaknya buku ini telah membangun sedikit hasratku untuk kembali membaca. Tahun itu, buku ini adalah buku satu-satunya yang ku tamatkan.

Terima kasih. Dan hormatku.

#30HBC2118
#30HBC21buku
#30haribercerita
@30haribercerita

Yang tahu IG penulisnya tolong infokan ke saya

#hari19
Dalam keadaan mabuk, aku pulang.
Kost-kostanku tidak jauh. Pikirku. Tapi mana ada pikiran bagi yang mabuk.

iih sumpah. 
Lama. Sungguh lama. Aku hitung-hitung kostan-kostan makin jauh. Jarak tempuhnya seperti bertambah. 

Sepanjang jalan aku berhitung. Satu rumah sudah lewat. Rumah kedua juga lewat. Rumah ke dua ini seingatku pagarnya warna hijau, sekarang kok biru. Mungking baru sudah dicat.

Rumah ke tiga pasti rumah bapak Ambo'. Bapak Ambo' orangnya seram. Saya harus pastikan dia tidak duduk di teras. Habis saya kalau ketahuan mabuk. Saya mengintip sedikit. 

"Aman", aku membatin sambil mengelus dada.

Ku lihat jam di tanganku. Ternyata tidak ada. Mungkin aku lupa pakai. Pikirku.

Nah sekarang sudah rumah ke berapa? Aku lupa hitunganku. Mungkin karena tadi terlalu takut.
Tak masalah setidaknya aku tahu tetangga Bapak Ambo' itu adalah imam masjid di tempat kami. Rumahnya sejuk. Ada pohon mangga besar di depannya. 

"Assalamualaikum Pak imam", aku memberi salam dengan sedikit membungkuk. Anak muda harus sopan. Itu ajaran yang ku dapat dari kecil.

Semakin lama aku jalan, semakin jauh ku rasa. Tak kunjung sampai. Bahkan pagar rumahku belum kelihatan. Yang ada hanya pangkas rambut, buka jam 8 pagi tutup jam 10 malam, "siapa juga yang mau cukur tengah malam, kuntil anak gondrong?" Gumamku.

Tak menyerah. Aku terus saja jalan.
Aku tak lagi bisa menghitung atau sudah lupa hitunganku. Ah terserah, sekarang yang lebih penting adalah lorong rumahku. 

Seingatku, kemarin lorong depan rumahku cukup besar. 2-3 meter yakinku. "Kok lorongku menyempit?" Tanyaku dalam hati. 

Aku tak peduli, yang penting aku harus sampai rumah. Oh iya, aku ingat hitunganku. Rumah ke 4 ada rumah Pak imam. Pasti.

Akhirnya ku temukan pagar yang familiar. Ku lihat ke dalam pagar, tak ada siapa-siapa. Aman, setidaknya orang rumah tak ada. Ku rogoh kantong ku, ku cari kunci kamar kost-kostanku.

"Ah, dapat", aku serasa menang undian.

Aku masuk kamar, menyalakan lampu, ternyata sudah jam 2 malam. Jam di dinding kamar ku yang bilang.
Aku sebaiknya tidur. Ku lempar badan ke kasur. Ah, pintu kamarku lupa ku tutup. Bisa besok-besok.

"Selamat malam", ku ucapkan

#30HBC2119
#30haribercerita
@30haribercerita

#Hari20
Sebuah nikmat dari perkenalan, bahwa di dalamnya kita mengambil pelajaran.

Banyak arti hidup yang orang-orang katakan, namun versiku bahwa mengukir kenangan adalah caraku memaknai arti hidup.

resah pasti ada, namun semoga berujung indah.

Kertas putih itu bisa menjelma apa saja, di ujung lembarannya semoga yang kita baca adalah pesan-pesan damai. Aku harap itu terjadi juga padaku. 

Walau ada pahit namun belum tentu itu bukan kebaikan. Itulah harmoni.

Ku penggal sedikit ceritaku di hari ke-8.

Cara ternyaman dalam kita memahaminya adalah berharap hikmahnya. Salah satu di dalamnya kita berkenalan, menumpuk pengalaman dan mengukir kenangan.

NUN
demi pena dan apa yang dituliskannya (Al-Qalam : 1)

Semua kisah kita di ukir dengan tinta yang sama.

#30HBC2120
#30HBC21lagu
#30haribercerita
@30haribercerita

-------------
Tulisan ini terinspirasi dari lagu @padiband - harmoni

Aku mengenal dikau
Tak cukup lama separuh usiaku
Namun begitu banyak
Pelajaran yang aku terima

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Dan terwujud harmoni

Segala kebaikan
Takkan terhapus oleh kepahitan
Kulapangkan resah jiwa
Karena kupercaya 'kan berujung indah

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Dan terwujud harmoni
Harmoni
Harmoni


#hari21
jatah bercerita hari ini telah direnggut risau purnama, nafasnya memburu. 

Ketika langit mulai menghitam,
dekapan seorang perempuan 
pada lelaki yang merindu masih terbelenggu sepi. Akhirnya doa-doa menjadi tumbal kehidupannya.

Anak-anak adam bukanlah suatu yang sederhana.
itulah mengapa harus ku rangkai kata-kata yang menyetubuhi hatinya.
Untuk memaksa air mata jatuh
membasahi bumi. Biar tak lagi kering oleh rasa muram dan kesendirian, sebab disanalah tempat cerita kami dimulai dan diakhiri.

Lama dia tak membagi cerita.
Di mimpiku, harapannya masih menunggu cahaya terang
untuk aku bawa kepadanya.

Pernah, dalam taburan senyumannya,
Menghembuskan isyarat kepasrahan.
Akhirnya bersama mimpi yang ku janjikan dahulu, aku berhenti mengejar.
Dia membelai gelombang hidup. padahal sesungguhnya dialah pelabuhan harapanku.

lama tak ku sentuh jemarinya.
Dahulu itu adalah doa pembuka hari, menghilangkan rasa duka dalam sekejap, duri kemarin hancur tergenggam.

mengingatnya.
akal ku terlepas.

aku tak bisa terus terdiam, jika salah satu dari kami tak mulai merangkai. 
Jika salah satu hati berhenti berdoa.
Kami akan terus berlayar tanpa tahu arah.

Ku ajak seluruh bumi memberikannya senyuman, bersama lantunan zikir dalam setiap nafas orang-orang yang mendengar sekuntum penuh pengharapan yang ku gemakan, di batas hari ini.

#30HBC2121
#30haribercerita
@30haribercerita

kini seluruh bumiku tahu, semoga bumimu sebentar lagi.
Aku
ingin hadir di waktumu,
mari, genggam tanganku.
Aku ingin mendekapmu, menyentuh jemarimu.
Biar kita sama-sama hidup.


#hari22
2015. Di bulan pertengahan.
Aku diminta pulang. Setelah nonton berita seorang pendaki yang hilang, ibu aku khawatir.

Aku akhirnya pulang, sekalian menyelesaikan sebuah urusan. Setiba di rumah, ibu seperti ingin menyampaikan sesuatu namun masih beliau tahan-tahan.

Beliau membiarkan aku beristirahat lebih dulu. Lepas isya, ibu mulai duduk di dekatku yang sedang berbaring memainkan gawai.

"Riri, Sudah lihat berita? Ada pendaki hilang di Luwu (sulawesi selatan)", tanya beliau, memulai percakapan.

"Sudah", jawabku singkat sambil berharap tidak dibahas lebih lanjut.

Namun sepertinya harapanku tidak terjamah. Beliau melanjutkan ceritanya, panjang kali lebar kali tinggi. Aku mendengarnya dengan seksama. Biasanya jika beliau sudah bercerita atau berceramah aku tak terlalu fokus dengan isi materinya. Aku lebih senang mendengar suara beliau, apa pun yang beliau cerita.

Sesekali ku tanggapi dan mengiyakan apa pun yang beliau katakan. Mengiyakan, hanya untuk mendengarnya bercerita lebih lama.

Namun tanpa ku sadari aku terjebak, satu permintaan beliau menutup pembicaraan malam itu.

"Ri, bisa tidak mendaki-mendaki dulu nak, tidak kemana-mana dulu?", Tanya ibu singkat.

"Ah, eeehh, iye'. Bisa", jawabku terbata-bata sambil berbipikir dan tidak yakin dengan yang ku katakan barusan. 

"Satu tahun, kamu janji dulu. Biar saya tenang, tidak khawatir terus kalau hapemu tidak aktif", beliau sedikit mendesak.

"Iye', janji", jawabku singkat tapi di kepala ku cukup terbebani.

"Tidak mendaki dulu, tidak jalan-jalan dulu kemana-mana", beliau menegaskan.

"Ah, iye' satu tahun?", Aku bertanya memastikan.

Malam itu, aku berpikir, aku telah berjanji, aku tidak yakin. Tapi terlanjur sudah ku iyakan.

Waktunya rehat. Beliau bahagia. Setidaknya beliau tak lagi khawatir ketika nomor telephone saya tak aktif beberapa hari untuk setahun ke depan.

#30haribercerita
#30HBC2122
#30HBC21foto
@30haribercerita

***Note: iye' adalah iya dalam bahasa bugis makassar namun lebih sopan dan lebih halus. Untuk penyebutannya silahkan cari di youtube. 

Dan foto ini adalah foto pertama saya di tahun 2016 tidur di luar, setelah setahun rehat.

#hari23
Untuk hari itu dan selapis pertemuan.
Aku bertatap waktu, namun tak juga ku temukan alasanku.

Cahaya matahari siang telah menertawai ku, membawa pikiranku tak karuan.
Semua orang ku pikir bisu, sebab tak ada yang menjawab tanyaku.

Aku merasa telah menjadi pecundang,
Entah dipecundangi atau mempecundangi diri.

Selagi ku pikir diriku sendiri, aku telah sampai pada ujung kopi pertamaku hari itu.
Entah sudah berapa banyak puntung rokok yang disisakan gelisahku.

Semesta mungkin sedang berdalih padaku atas rasa yang ia tawarkan sebab tak juga ku temukan alasanku mengunjungi sebuah pertemuan.
Tuhan mungkin meminta semesta bercanda padaku.

Aku seperti tak punya jati diri dalam menunggu, tak ku bawa apa-apa namun tak juga berharap apa-apa.
Di musim yang tak ku tahu, hujan turun.

Jika kau tak datang.
Mungkin ku palsukan perjalananku, agar ia tak mengisyaratkan kamu.

Entah apa yang di turunkan langit pada manusia-manusia bumi hari itu.
Seperti terlalu banyak rahasia yang tak dapat ku artikan. Termasuk, banyak tanda tanya yang dahulu kau berikan, seakan kembali ke pikiranku membawa makna.

Langit seperti memaksa bumi tempat pertemuan itu kembali basah. 
Setelah ku tulis sebuah pesan dan kabar, aku hanya tahu, aku telah duduk di sana dan menunggu.

Untuk waktu dan sebuah pertemuan.
Andai saja saat itu kau datang kembali membawa tanda tanya itu, Mungkin ujung pertemuan hari itu membuat ceritaku hari ini akan berbeda.

Aku tak pernah tahu apa yang betul-betul aku mau hari itu, sampai hari ini hanya kaki ku yang aku langkahkan lebih jauh.

engkau masih menjadi rahasia langit untuk dangkal bumiku.

#30HBC2123
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari24
Budi mendapat surat dari kepolisian atas ceritanya di media sosial beberapa hari yang lalu. Dia menyinggung perihal reklamasi yang ada di pantai Losari. Tulisannya dianggap provokatif. Hal itu memicu beberapa pergerakan akhirnya lahir. Padahal niatannya hanya membagikan kegelisahannya mengenai janji yang tak mungkin dia bisa tepati lagi. Melamar sang kekasih ketika senja bersama desiran anging mammiri.

Mungkin kini dan mungkin besok tak akan ada lagi janji yang disulam oleh benang emas senja pantai losari dari seorang anak adam untuk sang kekasih. Desir anging mammiri tak lagi membelai rambut kekasih tercintanya. Di Losari, tak ada lagi tercipta cerita dan sajak yang menyentuh dan ditulis dengan penuh harapan.

"Kamu halu," kata Ani sambil membenarkan kerah kemeja kekasihnya. 
"Jika kamu pikir bisa melawan mafia-mafia itu dengan ceritamu," lanjutnya. 

Ani menangis di hadapan Budi sang kekasih sebelum dimulai sidang pertamanya hari itu. Dia tak tahu hatinya saat ini, harus bangga atau bersedih. Bangga karena keberanian sang kekasih atau sedih karena pernikahannya mungkin tak terjadi tahun ini. Semua orang kini tahu kisah mereka berdua. Persidangan hari itu hampir penuh. Tentu saja datang karena cerita yang penuh harapan tersebut. 

Sebelum persidangan Ani terlihat keluar menghilang sebentar. Namun setelah kembali ia terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Ia baru saja membeli air mineral untuk menenangkan dirinya sembari membeli kopi kesukaan sang kekasih. 

"semoga persidangannya lancar, semesta akan mendukung cinta yang tulus. Jangan berhenti berharap. Kami warga makassar bersama kekasih Anda, salam untuk daeng Budi", kata Mbak kasir alfamart.

#30HBC2124
#30HBC21mengarang
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari25
Cerita hari ini bukan tentang lara, juga bukan tentang elegi. Kita kesampingkan dulu kepedihan awal tahun ini.

Cerita hari ini juga bukan untuk menjaring harapan dari sisa sisa pada sosok yang kita sebut jenuh.

bukan juga dalam rangkul sepi.
bukan juga karena sendiri dalam gelap.
bukan juga karena terbaring haus di terik siang. (Soalnya sekarang sudah malam, apa lagi sering mendung).

hanya cerita sekedarnya saja dalam renungan waktu luang.

Saya mencoba meminjam sayap pada angan.
Berkeinginan untuk meraih hati dalam kenangan dan cerita.

kenangan yang kadang menjelma menjadi sapaan kabar.

"Apa kabar?," Sapaku

balasan yang mengundang kembali rindu datang menjenguk.

"Baik," balasnya.

Sebuah balasan yang tak ku tahu harus membalas dengan apa lagi.

suara pesan masuk memantul di dinding penuh tanya di lalu-lalu masa dari hari ini.

mungkin, sekali waktu kita perlu lebih dekat, walau tak bercerita dan hanya saling tatap.

Walau singkat.
setidaknya jenuh peluh bisa runtuh.
Mungkin juga ada air mata yang luluh,
atau hanya sekadar keluh yang terbasuh.

serasa ingin kembali bertemu dan kembali bertaruh.

semangat kita mungkin telah direngkuh, tak lagi tangguh, tak lagi kukuh.

Tapi mungkin inilah saat kita untuk mengenal jatuh.
mungkin. sekali waktu kita perlu.

kita pernah punya masa dulu yang berdiri bagai angka satu.
ketika dulu masih duduk saling menghilangkan ragu.
Berjuang mencari haru, untuk suatu cerita baru.

pengalaman dan petualangan sudah kita masukkan dalam saku.

iya. kita memang harus sesekali waktu kembali di hari-hari yang lalu.

kenangan yang menjelma dan mengundang kembali rindu datang menjenguk.

Semoga tak ada lagi panggilan yang tak terjawab.

nikmatilah.

dan...

dan ??

dan..
kata yang terangkai ini ku akhiri disini saja.
dalam kurung, penulis kehabisan kopi, balas kurung.

Makassar. 25 januari 2021.

Oh iya, terima kasih untuk senyum mu yang baru-baru. Aku senang.

#30HBC2125
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari26
Hari ini.
Mungkin datar-datar saja. Saya tak punya banyak rencana hari ini memang.
Kurang tidur, bukan pertama kali. Tidur ba'da subuh, bangun kurang lebih pukul 09.00. beli kue untuk sarapan. Mandi lalu packing barang. 

Kebetulan kakak saya sedang memberi amanah. Dia sedang tugas di wamena, Papua barat. Ada barangnya yang hendak saya kirim. Tidak banyak, cuma 2 kilo.

Karena tak ada kerjaan lain. Setelah mengirim barang, saya janjian untuk ngopi dengan seorang teman. Setelah sepakat tempatnya, dia menyarankan menghubungi satu teman lagi. Jadi lah kami bertiga.

Nongkrong. Tidak banyak yang saya lakukan. Selain untuk memenuhi kebutuhan cafein perhari, ketika mulai duduk selepas dzuhur, hingga pulang sebelum maghrib, saya hanya menonton anime. Sesekali ngobrol, main game, dan memang untuk bersantai.

Menyelesaikan episode one piece yang belum saya tonton. Hari yang biasa, namun hujannya yang tak biasa. Sore tadi cukup deras. 

Hari ini, saya berencana mengambil tas carrier di rumah teman. Jadilah saya ikut ke rumahnya. Ba'da maghrib. Rasa kantuk yang cukup berat datang tak diundang. Apalagi telah disuguhi makan. 

Jadilah saya berencana tidur sebentar. Ternyata kebablasan bangun pukul 22.00. Bangun-bangun rokok habis. Keluar sebentar ke minimarket.

Sebelum sebat pertama habis, saya ingat belum setor tulisan. Cek timeline instagram. Ternyata ada tema.

Jadilah tulisan ini.
Hari yang normal. Tak banyak kejadian, tak banyak pergerakan, tak banyak harapan.
Santai saja.

Oh iya, bagaimana kabarmu hari ini?
Chatku yang kemarin malam mengapa belum dibalas?

#30HBC2126
#30HBC21hariini
#30haribercerita
@30haribercerita

***Note: gambar hanya pemanis

#hari27
Cerita ini akibat bongkar-bongkar galeri.

Kejadian ini terjadi saat terakhir kali saya masuk ke pangkas rambut. Mungkin hampir setahun lalu.

Setelah selesai pangkas rambut, panggilan tak terjawab dari ibu tampil di layar handphone. Saya memutuskan untuk menelepon balik. Tapi tak diangkat.

Saya bergeser dari lokasi pangkas rambut ke sebuah cafe. Tak lama akhirnya ibu menelepon kembali.

Seperti biasa, ibu pasti bertanya soal panggilan pertama yang tak terjawab.
Ku jawab seperti apa adanya.

Di tengah pembicaraan, ibu minta untuk difotokan hasil pangkas rambut saya yang terbaru dan terkini.
Jarang-jarang ibu meminta gambar saya. Mungkin karena kemarin potongan rambutku cukup membuat beliau bingung.

Beliau mungkin khawatir, potongan rambut kali ini sama anehnya.

Saya awalnya bingung mau foto bagaimana, sebab berada di sebuah cafe saya agak risih jika harus selfie. bukan apa-apa, saya jarang selfie kecuali bersama orang lain ( biasanya diminta jadi tongsis).

Akhirnya saya mencoba hal baru yaitu foto di depan cermin seperti yang orang-orang lakukan.

Suasana dekat cermin memang agak ramai tapi tak masalah jika sekali-kali dan dengan cepat mengambil gambar. Saya tidak pikir panjang, ambil handphone, buka aplikasi kamera, dan take a picture.

Disepersekian detik itu, musibah terjadi, flash kamera saya tertanya hidup.

Tentu saja orang-orang berbalik.
Kaget dengan berkas cahaya yang terpantul.

Tuhan, musibah ini sungguh. Saya bingung harus berbuat apa. Dunia memang senang bercanda. 

Saya kembali duduk menunggu kopi saya datang sambil merenungi dosa saya barusan.

Maaf, saya memang masih pemula dalam hal ini. Ku pastikan besok-besok flashnya tak nyala, jika dalam keadaan terpaksa harus take a picture di depan cermin.

Di tempat umum.

#30HBC2127
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari28
Idola.
Tema cerita hari ini cukup membingungkan. Apalagi sekarang sudah pukul 23:03.

Saya mengagumi Pram. Tahun lalu juga saya menulis soal beliau. Tahun ini juga ada cerita perihal karyanya. Selain Pramoedya Ananta Toer, ada W.S Rendra sebagai penyair ternama Indonesia. Selanjutnya ada juga Buya Hamka, beliau seorang ulama dan juga penulis. Berikutnya Eichiiro Oda sebagai creator manga one piece.

Makanya saya bingung. Saya cukup mengagumi beberapa orang. Tapi untuk menjadikannya cerita, saya merasa kurang bisa menggali.

Di dunia musik saya senang dengan @sheilaon7 dan @padiband . Sejak dulu saya menyenangi lagu-lagu mereka. Selain itu ada @pusakata yang membuatku akhirnya rela berhujan-hujan nonton konser ketika masih bersama band lamanya. Padahal saya termasuk orang yang jarang mau nonton konser. Tak ketinggalan @iwanfals dengan lagu-lagunya.

Saya kurang tahu cara mengidolakan seseorang selain mengagumi karyanya dan juga berharap mereka bisa terus berkarya.

Saya ingat sedikit pengalaman ketika berada di sebuah tempat yang ternyata di sana juga vokalist dari @padiband

Dari jauh saya melihat beliau sedang asyik bercerita dengan seseorang. Beliau @fadlypadi13 , beberapa kali diajak seseorang untuk berfoto. Sebagai orang yang mengagumi karyanya bersama bandnya, saya tentu punya keinginan untuk meminta berfoto bersama atau minimal bertegur sapa.

Tapi saat itu, saya mengurungkan niat sebab beliau sedang asyik bercerita.

Saya memang tak tahu cara mengidolakan seseorang. Tapi yang saya tahu, saya selalu kagum dengan seseorang yang berkarya dengan hati. Abadilah dengan karya-karya.

Hormatku dan terima kasih.

#30HBC2128
#30HBC21idola
@30haribercerita

#hari29
Aku merasa hanya ingin kembali rebah di hatimu yang ku kenal dulu.
Meneduhkan dan berulang kali membuatku ingin terus bercerita atau hanya ingin diam mendengarmu bercerita.

Aku merasa hanya ingin kembali rebah di hatimu yang ku kenal dulu.
Menenangkan dan berulang kali membuat gelisahku berganti semangat atau sedihku berganti damai.


Mungkin itu adalah sebaik-baik arah aku melangkah.
Pulang.
Aku merasa hanya ingin kembali rebah di hatimu yang ku kenal dulu.

Harusnya aku belajar mengenal jatuh dahulu, sebelum mengenal hatimu.
Agar tak butuh waktu lama untuk bangkit dan kembali pulang.

Sebenarnya, jika boleh aku tak ingin bercerita hari ini.
Aku hanya ingin melihatmu. Bersalaman dengan hatimu dan bertukar kabar.

Aku hanya ingin sebuah perjalanan pulang walau pun penuh jatuh yang menandakan bahwa hati tak lagi mungkir.

Perihal ini, aku memang orang keras kepala, yang seharusnya ku sadari dari sepintas tatap, tapi setidaknya tak seumur waktuku.

Bukankah cinta memang harus jatuh?
Aku masih amatir dalam hal ini.

Tak masalah kalau hari ini mengecewakan atau pun besok tak ada bahagia yang pasti.
Tak masalah, namun hari ini masih ku pastikan, hati ini masih mendoakan mu.


Aku merasa hanya ingin kembali rebah di hatimu yang ku kenal dulu.
Untuk kamu yang tak sadar masih dicintai.

Yang menenangkan dalam ingatan,
Yang menyenangkan dengan senyuman.
Hatiku memang kadang lupa dengan cerita kita, tapi ia akan selalu paling tahu soal untuk siapa dia berdoa.

Sebenar-benarnya, jika boleh aku tak ingin bercerita hari ini. Aku merasa hanya ingin kembali rebah di hatimu yang ku kenal dulu.

#30HBC2129
#30haribercerita
@30haribercerita

#hari30
Cerita hari pertama kemarin, dalam rangkaian @30haribercerita saya tulis 180 km dari kota makassar. Kali ini cerita hari terakhir, hari ke -30, juga saya tulis 180 km dari kota makassar tapi di arah yang berlawanan. 

Dalam 30 hari, saya menulis cerita tiap harinya hampir di beberapa tempat yang berbeda. Kadang dalam perjalan, kadang ketika berbaring sembari melepas lelah di penginapan, kadang juga ketika sedang santai di tempat makan, atau bahkan disela-sela kerjaan. Sama halnya cerita hari ini, cerita terakhir saya tulis di kampung halaman.

Awal tahun yang cukup sibuk dalam kondisi yang dibatasi pandemi. Sebulan terlalu banyak kejadian. Suka duka menjadi hidangan pembuka dari gerobak rasa.

Tahun ini saya bercerita dengan sedikit lembut, mengeluarkan sisi yang sedikit halus, dengan kata yang mendayu. Sengaja ku buat begitu, agar awal tahun ada manis-manisnya. Hahaha

Dalam rangkaian #30haribercerita semesta mendukung untuk saya konsisten menulis setiap harinya. Walau kadang hanya sempat di penghujung hari. Ada-ada saja ide cerita yang terlintas. Ketika mulai menulis kata pertama, kadang saya tak tahu bagaimana ujungnya nanti. Sama dengan cerita hari ini, saya bingung mengakhirinya dengan cara apa. Hahaha

Ini pun saya tulis biar memenuhi kolom caption. Biar sedikit panjang. Cukup disyangkan cerita hari terakhir jatah kolom caption tidak dimaksimalkan. Mubazir. Hahaha

Oh iya, temanya halo 2021. Lah saya baru ingat. 
Eh. Jadi.
Halo 2021, bagaimana kabar? Adakah kejutan? 

Yuk ngopi, sedikit bocoran bolehlah. hahaha


#30HBC2130
#30HBC21halo

No comments:

Post a Comment