Sebuah puisi yang ku dedikasikan untuk kedamaian…
Puisi yang ku tulis setelah fajar berakhir dan kewajiban
terlaksana..
Disela-sela deraian air mata langit dari rembang cakrawala yang
membasahi .. menyapa tanah yang masih tertidur..
fajar telah berlalu.. teriring sebuah doa…
fajar dalam lingkaran doa…
Tulisanku ku awali dengan sebuah puisi mungkin seperti fajar yang
mengawali hari.. puisi yng ku buat
ketika aku tersadar dari salah satu kegilaanku... kegilaan yang aku anggap
parah..
Doa
dan air mata telah selaras di akhir subuh…
Merangkul sesuatu yang bernama kepasrahan..
Ku
lenyapkan diri karena aku tahu tak ada yang bisa aku bawa…
Hina
memang… karena aku pantas.. dan aku tahu..
Aku
memohon lenyap dari keterbatasan…
Bukan
berarti asaku telah pupus…
Bukan..
sekali lagi bukan….
Tapi
aku rindu…
Rinduku
tak ingin ku paut sendiri.
Aku
ingin pendamping hatiku juga ikut..
Karena
ENGKAU yang anugrahkan senyum itu padanya..
Ku
ingin jaga itu… menjaga anugerah-Mu..!!
(pagi
di 11-fbruari-2012, benteng sombo opu)
Seperti biasa kata-kata umum yang di
awali untuk menulis. Itu pun kadangkala bergantung pada suasana hati, suasana lingkungan..
dan aku berada di pagi hari dengan suasana yang cukup dikatakan melankolis oleh
sebahagian orang seperti aku.
Embun membasahi dedaunan,
rerumputan.
Matahari yang sedikit agak
menyilaukan mata. Mata yang sudah beberapa hari tak merasakan nikmatnya tertutup
oleh belaian malam.
Masih terjaga.
Membiarkannya terjaga dari belaian
malam hanya untuk mendapatkan nikmat lain berupa cahaya.
Cahaya untuk hati dan akalku..
Ku tinggalkan nikmat untuk nikmat
yang lain. Mungkin itu pilihanku, bagaimana dengan pilihanmu?? Dan mata itu terjaga
untuk apa??
Belum kugoreskan kisah kegilaanku.
Tapi akan ku mulai dengan suatu
pertanyaan…
pernah kah engkau sadar bahwa saat
ini engkau sedang gila?
Dan jelas itu mustahil.. engkau tak
pernah sadar bahwa engkau sedang gila..
gila hanya akan engkau kenal setelah
engkau telah selesai mulebur bersamanya.
Dan tahukah engkau bahwa gila itu
adalah tempat yang indah untuk di lalui..?
Ada waktunya.. aku kan beri
pendapatku tentang pertanyaan di atas..
Namun ingat..
ORANG GILA TAK AKAN PERNAH TAHU
BAHWA DIRINYA SEDANG GILA..!!
ORANG GILA TAK AKAN PERNAH TAHU APA
YANG IA SEDANG LAKUKAN..!!
ORANG GILA TAK AKAN PERNAH MENGENAL
DIRINYA.. DAN ORANG GILA SELALU ASYIK DENGAN DUNIANYA SENDIRI…!!
Bagaimana menurut anda???
Entahlah.. mungkin saat ini kita masih
sama-sama gila.
Aku pernah tak mengenal diriku, dan
saat itu aku gila..(mungkin sampai sekarang). Aku pernah melakukan sesuatu yang
tak aku tahu sedang melakukannya dan tak tahu alasanku melakukannya, dan saat
itu juga aku sudah jelas gila. (mungkin sampai sekarang).
Dan entah mengapa aku asyik di dalam
duniaku saat itu.. hingga saat ini mungkin aku masih gila…!!
Hari dimana aku tak mengenal diriku,
hari dimana aku dan kelam berada dalam satu wajah, nafas dan dosa dalam satu
warna. aku tak bisa membedakan antara diriku dan dosa.. hari itu, tanpa aku
sadari ku coba dekapi dunia dengan dendam, keserakahan. Entah apa yang ku
perbuat. Aku tak tahu aku hidup sebagai apa. Aku telah membuang wajah-wajahku
di pinggiran-pinggiran danau kedzaliman. Aku tak lagi punya tanda kecuali
hitam, kecuali gelap, kecuali kelam, kecuali kegilaan.
Hari-hari itu aku tak lagi melihat diriku. AKU MENJADI BUTA, TULI, CACAT JIWA, TAK
BERMORAL, BAHKAN TAK BERTUHAN, DAN AKHIRNYA GILA.
Keserakahan bagai Serangga-serangga berebut cahaya lampu
yang terdiam. Malam kelam dan bulan tak memantulkan cahaya. Bintang kesunyian
di balik awan yang bergerak di balik dendam dan hijab-hijab yang lain. Itulah
kala kegilaan bersama denganku.
Gelap menggoda bagai bayang hitam namun yang terus menjerat
nadiku hingga putus. Mencoba menghilangkan aku dan kedirianku. Kedirian yang
berjalan di atas garis tak bersua.
Garis keraguan akhirnya menebal dan menjadi satu-satunya
yang aku punya..
Dengan ketakjelasan ini aku berjalan di dunia ini.. dunia yang juga sama gilanya denganku, dunia
yang fana dan hari itu masih belum jelas bagiku. Tidur pun aku merasa tak
tenang. Malam membuatku gelisah, siang membuatku resah, dan seperti itulah
seterusnya. Hidup membuatku bosan. Tapi untuk mati pun aku merasa enggan karena
aku tak punya tujuan..
ORANG GILA TAK TAHU HARUS BERBUAT APA….
aku sama sekali tak tahu harus berbuat apa…
Tak tahu harus berbuat apa-apa membuatku merasa miskin hati,
jiwa, akal, bahkan ragaku sendiri telah tak berarti..
Aku merasa hina, aku merasa tak berdaya, semua terasa hambar
bagiku.
Namun aku heran mengapa aku masih hidup??
mengapa masih ada
seseorang yang tersenyum padaku??
mengapa masih ada seseorang yang melihatku dan memanggil
namaku sembari mengucapkan salam??
Dan mengapa masih ada doa yang terlantun untukku,??
Di tengah-tengah rasa sakit ini, jiwa serasa meronta, untuk
apa aku ini, dari mana aku ini, siapa aku ini, dan kemana aku akan melangkah
saat ini…??
Aku butuh sedikit udara untuk bernafas, butuh sedikit air
untuk mencuci muka, butuh sedikit cahaya untuk melihat, aku butuh sedikit
kedamaian untuk merasa tenang, aku butuh sedikit “{entah apa namanya” untuk
hidup dalam kejelasan…
Entah apa namanya sesuatu yang aku butuhkan… aku butuh itu
untuk hidup, dan aku butuh itu setelah aku mati… setidaknya aku telah sadar bahwa
aku masih membutuhkan sesuatu.
Dan entah apa “SESUATU
YANG ADA DALAM DIRI INI MERASA RESAH, KECEWA, CEMAS, DAN SAKIT”.
merasa ingin melarikan diri dari rasa sakit itu, ingin
menghilang dari rasa resah itu, ingin melenyapkan kecemasan itu, dan ingin
pergi dan meninggalkan semua rasa yang membuatnya tak damai dalam menjalani
hari hingga memperjelas “SIAPA AKU, DARI MANA DAN INGIN KEMANA AKU, DAN APA
TUJUANKU YANG SESUNGGUHNYA?”
AKU BUTUH SESUATU UNTUK MENJAWAB ITU…
Hingga aku tahu mengapa aku hidup,
Hingga aku bisa membalas senyum-senyum mereka dan berterima
kasih padanya,
Hingga aku mampu untuk membalas pengertiaannya,
Hingga aku mampu menjawab salamnya,
dan aku butuh sesuatu yang dengannya aku mampu untuk menciptakan “LINGKARAN DOA untuk mereka yang
mencintaiku”
AKU MEMBUTUHKAN SESUATU AGAR BISA MENGERTI ITU.. Aku sadar
bahwa aku masih membutuhkan sesuatu….
(catatan singkat yang aku selesaikan
pada hari ahad, 12 februari 2012 bertempat di kab Maros…. Semoga bisa menjadi
bahan bacaan yang bermanfaat)
Sedikit kutipan dari syair Jalaluddi Ar-Rumi:
Kekecewaan dan
keluhan adalah
Jenis rasa sakit
Dan sepanjang adanya
rasa sakit itulah
Masanya ketika
seseorang benar-benar dalam keadaan sadar….
Manusia yang paling
sadar adalah dia yang paling banyak meraskan sakit
Dan yang paling
cerdas di antara mereka adalah yang paling tampak kepucatan...
Kini ketahuilah
hakikat ini
Wahai siapa yang
sedang mencari-cari..
Barang siapa yang
mampu merasakan kesakitan dialah yang akan mencium aromanya…!!!
(WASSALAM… SALAM TERIRING DOA)
No comments:
Post a Comment