banyak tulisan, banyak goresan, yang
telah tercipta di dalam buku kusam itu.!!
namun buku itu telah ku tutup dan tak
akan pernah aku buka kembali. biarkan ia menjadi coretan yang terlupakan. dan
hanya aku sendiri yang pernah tahu.. sebab segala yang aku goreskan di dalam
buku kusam itu hanya dengan satu niat.
tidak untuk niat yang lain..
niat memang pernah ada, hingga aku
menulis di dalam sisi lembaran buku kusam itu....sekarang niat telah tiada,
biarkan itu menjadi goresan yang terlupakan...!!
sesungguhnya aku
punya jalan sendiri hingga aku menulis... maaf..
Cerita tentang buku kusam ini ku mulai dengan
sebuah pertanyaan dari seorang saudara tentang buku kusam yang sering aku bawa
kemana-mana.Buku yang setia mengisi tasku kemana pun aku pergi, buku yang hanya
butuh 15 halaman lagi untuk menjadi sebuah buku yang dipenuhi dengan goresan
dengan niat yang sama. “kemana perginya buku kusam itu?”,
Aku hanya menjawab, “kembali ke tempat
yang sesungguhnya ia berasal
“.
“.
Maksud jawabanku adalah buku itu telah
lenyap bersama dengan lenyapnya niat awal ku untuk menulis. Kembali kepada
tanpa niat. Dan tanpa niat sesungguhnya sesuatu yang kita kerjakan itu tak
punya landasan dan sama halnya dengan sia-sia.
pernah aku berpikir untuk memasukkannya
ke blog namun niat awal aku menulis telah ku tarik dan ku tutup bersama buku
kusam yang belum penuh..
“jika yang di dalam buku kusam
itu hanya berasal dari satu niat, mengapa engkau tak melanjutkan niatmu dan
terus menulis hingga buku itu penuh dengan coretaan di tiap sisinya yang
kosong?”, seseorang lagi yang begitu penasaran dengan buku kusam itu bertanya.
Sebelumnya. Akan ku ceritakan sedikit
kisah mengapa ia begitu penasaran.
Berupa catatan singkat yang hanya
terdiri dari beberapa baris saja. Goresan yang tercipta ketika aku telah
berdiskusi panjang lebar dengannya, saudara yang begitu penasaran tadi. Banyak
hal yang aku diskusikan, namun hanya beberapa saja yang aku tulis dan
kumasukkan dalam catatan singkat di atas sisi kosong buku kusam itu. Ketika ia
mulai ingin mengetahui goresan singkat itu, aku telah selesai menulis dan menutup
buku kusam itu. Akhirnya setiap aku bertemu dengannya ia selalu bertanya apa
yang aku tuliskan setelah kami berdiskusi panjang lebar waktu itu. Jawabanku
sama dengan puluhan pertanyaan yang hampir sama ia lontarkan hingga saat ini,
“mungkin bukan hal berarti bagimu, tapi untuk mengisi sisi dalam buku kusam itu
adalah hal yang sangat penting”.
Bahkan ia rela memberiku sebungkus
rokok dan segelas kopi untuk 3 kalimat di sisi ke-204 di buku kusam itu.
Sungguh membuatnya penasaran.
Kembali ke pertanyaannya..
Pertanyaan Yang pertama ku jawab pula
dengan jawaban yang menggunakan proposisi kata yang hampir sama namun berbeda
makna, “Mungkin bukan hal berarti bagimu, tapi untuk mengisi perjalanan hidupku
yang sementara ini adalah yang sangat penting”.
Benar sangat penting..
Sebab ketika niat ini ku teruskan, maka
akan mendzalimi orang lain dan diriku sendiri dan niat ini sudah tidak sesuai
lagi dengan pandanganku. Ini akan menjadi dosa bagiku kawan.
Itulah konsekuensi dari sebuah pilihan.
Ketika kita telah memilih namun tidak sesuai lagi dengan pengetahuaan yang kita
punya, atau mungkin niat yang sebelumnya kita ambil tidak berlandas pada
kebenaran sesuai dengan pengetahuan inginkan maka harus segera kita lenyapkan. Itu
sebuah keharusan. Itu konsekuensi yang harus diterima dari niat, keputusan,
atau jalan yang kita ambil yang berlandas kepada ketidaktahuan atau sebuah
kebodohan dan kita harus rela melenyapkannya.
Bukan kita tidak konsisten, tapi konsistensi kita harus berlandas pada
sesuatu yang benar sesuai dengan pengetahuan. Bukan sekedar konsistensi tanpa
landasan.
Tanggal ku akhirinya coretanku dalam
buku kusam itu tepat di halaman 373. Waktu yang sama dengan hari penting dalam
hidupku. Hari dimana aku berupaya menjadi seperti yang pengetahuanku inginkan.
Dan setidaknya menjadikan hariku hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Halaman 373 baris ke-11 dengan 5 kata
terakhir dalam gooresanku di sisi buku kusam itu adalah “SELALU ADA DALAM LINGKARAN DOAKU”
( 15.JANUARI.2012 /Kampus ATIM, MAKASSAR... bukan tanggal dimana aku menutup
buku kusam itu tapi tanggal dimana aku bercerita lewat kata tentang SEBUAH BUKU
KUSAM.)
No comments:
Post a Comment