Bagi sufi, pikiran adalah
suatu dunia tersendiri: suatu istana pantulan cermin secara mutual, yang di
dalamnya imaginasi muncul secara kreatif dari pikiran ilahian—atau
kadang-kadang mengalir tanpa arah. Mebentukkan alam kreatif, di mana segala
sesuatu yang berpikir memiliki keberadaan mempunyai hukum-hukumnya sendiri,
berkebalikan dari alam raya fisik. Di sini memori-memori terikat kuat dengan
memori-memori, bergerak keluar dari tepi-waktu mereka ke dalam keadaan tanpa-waktu.
Disini penemuan-penemuan mencapai utilitas mereka dan gagasan-gagasan bertautan
dan perkawinan silang, mengukuhkan diri mereka menjadi tak dikenal (anonymous).
Seperti sufi pendahulunya,
Hazrat Inayat Khan melihat tangan ketuhanan dalam setiap kejadian dan setiap
pikiran. Dibalik apa yang kita pikirkan terdapat pemikiran tersendiri,
pemikiran planet: kesadaran keplanetan (planetary), mebentukkan
perluasan akal. Karena apa yang kita yakini adalah tatanan cermin-cermin tak
berbatas, memantulkan yang Satu dalam banyak bentuk kenekaan. Sesungguhnya,
kreativitas mengucurkan pemikiran ketuhanan. Adalah ketaksucian cermin yang
dihilangkan, menyebabkan dunia maya, imajinasi bergerak liar (run amok).
Kita mengenal disini dunia khayal; tak bertepi, phantasmaguria,
kesesatan diri, dengan resultannya adalah penderitaan. Satu-satunya jawaban
adalah membersihkan cermin itu. Hazrat Inayat Khan menyingkap di
halaman-halaman ini apa tingkatan-tingkatan Katarsis (Catharsis) bagi
peziarah, dan dia menunjukkan bagaimana penerimaan para pengembara (travellers)
pada jalan adalah kepada sugesti (khususnya terhadap bahaya dari sugesti
mandiri negatif).
Jika kesadaran dicerlangkan
lagi, akal menjadi kristal bening, dan seseorang mulai mengembangkan kekuatan
terbesar dari persepsi, ketajaman, intuisi, bahkan ilham. Mimpi dan visi
seseorang menjadi tersingkap. Seseorang melihat penyebab dibalik penyebab dan
tujuan di tapal (beyond) tujuan dari semua situasi alih-alih menjadi
terobsesi oleh penampakan luarnya.
Dia yang membuka makna-makna
mencapai tujuan hidupnya. Hanya kepada akal individual dangkal individual yang
mampu merasakan kata tak mungkin; terhadap kesadaran Tuhan, satu-satunya yang
dapat diterima adalah semua-kemungkinan.
-----------
--------------
--------------
----------------
Sebuah pendahuluan dari buku Dimensi Spiritual Dalam
Psikologi oleh Pir Vilayat Inayat Khan. Nikmati
setiap makna dari yang di tuangkan dalam kata. Resapi.
Catatan:
Pir-o-Mursyid Hazrat Inayat Khan, pendiri disiplin kesufian di Barat, yang lahir di India pada tahun 1882. Seorang yang menguasai musik klasik India di usia 20 tahun. Dia mengabaikan karir brilliannya untuk bertekun kegiatan jalan spiritual. Pada tahun 1910, bertindak atas bimbingan gurunya, dia menjadi salah satu guru-guru awal dari tradisi Sufi di Barat. Selama satu setengah dekade, dia berkeliling Eropa dan Amerika Serikat, memberikan kuliah dan bimbingan kesufian di kelompok-kelompok pencari yang pernah ada. Pada tahun 1926, dia kembali ke India, dimana dia wafat setahun kemudian.
Pir-o-Mursyid Hazrat Inayat Khan, pendiri disiplin kesufian di Barat, yang lahir di India pada tahun 1882. Seorang yang menguasai musik klasik India di usia 20 tahun. Dia mengabaikan karir brilliannya untuk bertekun kegiatan jalan spiritual. Pada tahun 1910, bertindak atas bimbingan gurunya, dia menjadi salah satu guru-guru awal dari tradisi Sufi di Barat. Selama satu setengah dekade, dia berkeliling Eropa dan Amerika Serikat, memberikan kuliah dan bimbingan kesufian di kelompok-kelompok pencari yang pernah ada. Pada tahun 1926, dia kembali ke India, dimana dia wafat setahun kemudian.
No comments:
Post a Comment