salam

instagram : @i_d_h_o

Saturday, February 2, 2013

sebuah pendahuluan dari buku Dimensi Spiritual Dalam Psikologi



Bagi sufi, pikiran adalah suatu dunia tersendiri: suatu istana pantulan cermin secara mutual, yang di dalamnya imaginasi muncul secara kreatif dari pikiran ilahian—atau kadang-kadang mengalir tanpa arah. Mebentukkan alam kreatif, di mana segala sesuatu yang berpikir memiliki keberadaan mempunyai hukum-hukumnya sendiri, berkebalikan dari alam raya fisik. Di sini memori-memori terikat kuat dengan memori-memori, bergerak keluar dari tepi-waktu mereka ke dalam keadaan tanpa-waktu. Disini penemuan-penemuan mencapai utilitas mereka dan gagasan-gagasan bertautan dan perkawinan silang, mengukuhkan diri mereka menjadi tak dikenal (anonymous).


Seperti sufi pendahulunya, Hazrat Inayat Khan melihat tangan ketuhanan dalam setiap kejadian dan setiap pikiran. Dibalik apa yang kita pikirkan terdapat pemikiran tersendiri, pemikiran planet: kesadaran keplanetan (planetary), mebentukkan perluasan akal. Karena apa yang kita yakini adalah tatanan cermin-cermin tak berbatas, memantulkan yang Satu dalam banyak bentuk kenekaan. Sesungguhnya, kreativitas mengucurkan pemikiran ketuhanan. Adalah ketaksucian cermin yang dihilangkan, menyebabkan dunia maya, imajinasi bergerak liar (run amok). Kita mengenal disini dunia khayal; tak bertepi, phantasmaguria, kesesatan diri, dengan resultannya adalah penderitaan. Satu-satunya jawaban adalah membersihkan cermin itu. Hazrat Inayat Khan menyingkap di halaman-halaman ini apa tingkatan-tingkatan Katarsis (Catharsis) bagi peziarah, dan dia menunjukkan bagaimana penerimaan para pengembara (travellers) pada jalan adalah kepada sugesti (khususnya terhadap bahaya dari sugesti mandiri negatif).

Jika kesadaran dicerlangkan lagi, akal menjadi kristal bening, dan seseorang mulai mengembangkan kekuatan terbesar dari persepsi, ketajaman, intuisi, bahkan ilham. Mimpi dan visi seseorang menjadi tersingkap. Seseorang melihat penyebab dibalik penyebab dan tujuan di tapal (beyond) tujuan dari semua situasi alih-alih menjadi terobsesi oleh penampakan luarnya.

Dia yang membuka makna-makna mencapai tujuan hidupnya. Hanya kepada akal individual dangkal individual yang mampu merasakan kata tak mungkin; terhadap kesadaran Tuhan, satu-satunya yang dapat diterima adalah semua-kemungkinan.

-----------
--------------
----------------

Sebuah pendahuluan dari buku Dimensi Spiritual Dalam Psikologi oleh Pir Vilayat Inayat Khan. Nikmati setiap makna dari yang di tuangkan dalam kata. Resapi. 
Catatan:
Pir-o-Mursyid Hazrat Inayat Khan, pendiri disiplin kesufian di Barat, yang lahir di India pada tahun 1882.  Seorang yang menguasai  musik klasik India di usia 20 tahun.  Dia mengabaikan karir brilliannya untuk bertekun kegiatan jalan spiritual.  Pada tahun 1910, bertindak atas bimbingan gurunya, dia menjadi salah satu guru-guru awal dari tradisi Sufi di Barat.  Selama satu setengah dekade, dia berkeliling Eropa dan Amerika Serikat, memberikan kuliah dan bimbingan kesufian di kelompok-kelompok pencari yang pernah ada.  Pada tahun 1926, dia kembali ke India, dimana dia wafat setahun kemudian.
 

No comments:

Post a Comment