salam

instagram : @i_d_h_o

Wednesday, March 19, 2014

“Bagaimana ini?”



“Bagaimana ini?”

“Bagaimana ini?”
Katanya sambil terengah-engah
Tersesat di antara pelataran senja dan pelatar malam.
Berdiri  bagai patung tapi jiwanya mendarat dalam keluh kesah.
Lampu-lampu senter milik setiap orang terlihat sama baginya.
Tersesat dalam keramaian.
Melawan hidup katanya bodoh.
Padahal kita dan hidup adalah ciptaan.
Hidup punya cara sendiri, kita juga mesti punya.


Ragu akan keraguan bahwa sedang ragu, dan akhirnya jalan terus.
Paaaahhh......
Menampar diri sendiri kadang perlu.
Biarkan kau sakit dengan pilihanmu, tapi jangan pernah biarkan hidup menyakitimu.

“bagaimana ini?”
Katanya sambil melipat kedua tangannya ke dada rapat-rapat..
Berdoakah atau pasrahkah?
Kita juga sama-sama tak tahu.

Ada tangan yang sedari tadi ingin menggenggamnya namun terus di abaikan.
Bagai asap yang hanya lewat menghilang.
Ada bahu yang siap untuk disandari namun ia memilih duduk bagai orang kedinginan.

“bagaimana ini?”
Katanya sambil menggigit ujung jarinya yang mulai mati rasa.
Jiwa yang mati rasa merasuk ke dalam tubuh lahirnya.
Beku di antara suara jejak langkah orang-orang yang berjalan hingga yang berlari.
Tak ingin dikasihani, tapi memilih memelas hati.
Paaahhh…
Hatimu dimana?
Apakah kau lupa dimana telah engkau letakkan?
Akhirnya mengorek-ngorek hati setiap yang engkau jumpai.
Berharap ada hati yang tersisa untukmu agar kau mampu bangkit lagi.

“bagaimana ini?”
Katanya sambil meneteskan air mata yang keluar tanpa tujuan.
Akhirnya semua orang, bahkan dirimu sendiri tak mampu menjawabnya..

(by:  @idhokopihitam)

Februari  2014. Tertulis dari curhatan seorang teman yang tak ingin disebutkan namanya.
Semoga saja “bagaimana ini?” adalah pertanyaan yang katanya hanya dia yang memiliki.
Pernah sesekali aku bertanya dengan sedikit bercanda agar dia sedikit terhibur disela-sela “bagaimana ini?”. Kurang lebih pertanyaan saya hampir sama dengannya,”ada pertanyaan bagaimana yang lain?”. Lantas dengan tatapan datar dia menjawab, “tolong hapuskan kosa kata ‘bagaimana’ dari kamus besar bahasa Indonesia”.
Ini tertulis bisa dikata hanya karena tak ada kerjaan. Bukan untuk apa-apa dan bukan untuk siapa-siapa. Hanya mencoba membiarkan jari-jari ini kembali menari di atas keyboard karena telah lama kaku. Mungkin hampir dari setengah tahun yang lalu jari ini tak lagi menari.
“terima kasih telah membaca”

No comments:

Post a Comment